Kamis, 15 April 2010

PPAHLAWAN NASIONAL

Risau, mungkin itu yang melatarbelakangi lahirnya tulisan-tulisan dengan judul di atas. Risau karena bangsa ini mengalami yang disebut kelangkaan jumlah pahlawan, apakah karena rahim-rahim wanita kini telah menjadi pelit untuk melahirkan pahlawan-pahlawan di negeri ini?

Bagi kita yang senantiasa mengikuti jalannya serial kepahlawanan yang ditulis oleh Anis Matta untuk Tarbawi, kita akan dapat menemukan sebuah panduan atau manual book untuk mencari pahlawan di negeri ini. Pikiran kita akan digiring hingga akhirnya kita dapat berkata, ”aha!”. Kita menemukan apa yang menjadi pertanyaan kita di awal ketika membaca buku ini.



Buku ini di awali dari sebuah pertanyaan, Siapa Pahlawan? *Pahlawan bukanlah orang suci yang diturunkan dari langit ke bumi untuk menyelesaikan persoalan manusia dengan mukjizat. Pahlawan adalah orang biasa yang melakukan pekerjaan-pekerjaan besar, dalam sunyi yang panjang, sampai waktu mereka habis. Mereka tidak harus tercatat dalam buku sejarah atau dimakamkan di taman makam pahlawan. Mereka juga melakukan kesalahan dan dosa. Mereka adalah manusia biasa yang berusaha memaksimalkan seluruh kemampuan untuk memberikan yang terbaik bagi orang-orang disekelilingnya. Mereka merakit kerja-kerja kecil menjadi sebuah gunung, karya kepahlawanan adalah tabung jiwa dalam masa yang lama…* (Pengantar Anis Matta)

Dari tesis ini kita akan dapat mengatakan bahwa siapa saja akan dapat menjadi pahlawan termasuk kita yang membawa buku ini. Lalu, dari mana mereka datang? Anis Matta melanjutkan, *Mereka muncul di saat-saat sulit. Mereka datang untuk memikul beban yang tidak dipikul manusia di zamannya. Mereka merespon tantangan-tantangan kehidupan yang berat.* (Naluri Kepahlawanan, Hal 4).

Para pahlawan menyadari betul bahwa *Tantangan adalah stimulan kehidupan yang disediakan Allah untuk memancing “naluri kepahlawan”- nya muncul. Bagi mereka yang tidak memiliki naluri ini, tantangan ini dianggap beban berat, mereka akan menghindari dan menerima dengan sukarela posisi kehidupan yang tidak terhormat.* (Naluri Kepahlawanan, Hal 4).

Dalam buku ini, Anis Matta juga memberikan semua perangkat yang diperlukan untuk menjadi pahlawan, apa saja akhirnya yang mendukung naluri kepahlawanan, karena naluri saja tidak cukup untuk menjadikan kita pahlawan. Anis Matta mengatakan, *Jika Naluri Kepahlawanan adalah akar pohon kepahlawanan, maka Keberanian adalah batang yang menegakkannya. Tidak ada Keberanian yang sempurna tanpa Kesabaran, karena kesabaran adalah nafas yang menentukan lama tidaknya keberanian itu akan bertahan dalam diri seseorang. Dan Pengorbanan adalah bahan bakar dari ketiga hal di atas, Naluri Kepahlawanan, Keberanian dan Kesabaran…

Lalu, apa lagi stimulus yang diperlukan untuk menjadikan diri kita pahlawan, jawabannya adalah *kebaikan*. Mengapa? *Kebaikan adalah medan kompetisi bagi para pahlawan yang akan mengeksploitasi potensi potensi mereka. Dengarkan apa yang ada dalam pikiran para pahlawan, Setiap kali mereka menyelesaikan satu unit amal, dalam tempo yang ringkas dan cepat, dengan kualitas maksimum, dan dengan manfaat sosial sebesar-besarnya, barulah mereka dapat menikmati rentang waktu itu. Kebahagian mereka terletak pada selesainya unit-unit amal shalih yang mereka kerjakan dengan cara yang sempurna.*

*Langkah-langkah untuk menjadi pahlawan*

Pertama adalah *optimisme*, optimisme adalah titik tengah realismen dan idealisme. Optimisme mengajarkan bahwa kita harus idealis dalam menjalani kehidupan ini, namun kita juga harus sadar bahwa kita hidup di dalam dunia yang real (nyata) yang terkadang jauh dari nilai-nilai ideal.

Kedua, *Mengambil Momentum*, Seseorang tidak menjadi pahlawan karena melakukan pekerjaan kepahlawanan sepanjang hidupnya, kepahlawanan memiliki momentumnya. Yang perlu kita lakukan adalah mempercepat saat-saat kematangan. Yaitu dengan mengumpulkan sebanyak mungkin potensi dalam diri kita, mengolahnya dan kemudian mengkristalisasikannya. Dengan ini kita memperluas peluang sejarah atau mengantar kita ke pintu sejarah.

Ketiga, *Menjaga Kegembiraan Jiwa*, untuk terus mampu berjalan jiwa ini perlu dijaga agar tetap dalam kondisi gembira. Kegembiraan adalah sumber energi bagi jiwa.

Keempat, *Terus Menggali Keunikan Diri*, Sejarah hanya mencatat karya-karya yang berbeda dengan yang pernah ada sebelumnya. *Sejarah tidak mencatat pengulangan-pengulangan. Kecuali untuk karya di bidang sama dan memiliki kualitas yang tidak berbeda. Menjadi unik adalah beban psikologis yang tidak semua orang mampu menanggungnya. Ancamannya adalah isolasi, keterasingan dan akhirnya adalah kesepian. Jika engkau bersedia menerima takdir kesepian sebagai pajak bagi keunikan, maka niscaya masyarakat juga akan membayar harga yang sama : kelak mereka akan merasa kehilangan*.

Kelima, *terus bergerak Menuju Kesempurnaan*, kesempurnaan adalah obsesi seorang pahlawan. Bergerak menuju sempurna adalah bergerak menuju batas maksimum, “Bagaimana mengetahui batas maksimum itu…?” *Batasan itu bersifat psikologis, yaitu semacam kondisi psikologis tertentu yang dirasakan seseorang dari suatu proses maksimalisasi penggunaan potensi diri, dimana seseorang memasuki keadaan yang oleh Al Qur’an disebut sebagai “menjelang putus asa”.

Keenam, *Siap Dengan Kegagalan*, pertanyaannya Bagaimana mereka mampu melampaui kegagalan-kegagalannya dan merengkuh takdirnya sebagai pahlawan…? Jawabnya adalah, *Mereka memiliki mimpi yang tidak pernah selesai, mereka memiliki semangat pembelajaran yang konstan, dan kepercayaan terhadap waktu, mereka menyadari bahwa segala sesuatu memiliki waktunya.

Ketujuh, *Kekuatan Imajinasi*
Di akhir buku ini Anis Matta mengatakan bahwa *jangan pernah menanti kedatangan mereka atau menggodanya untuk datang ke sini. Mereka tidak akan pernah datang. Mereka bahkan sudah ada di sini. Mereka lahir dan besar di sini, di negeri ini. Mereka adalah aku, kau, dan kita semua. Mereka bukan orang lain. Mereka hanya belum memulai. Mereka hanya perlu berjanji untuk merebut takdir kepahlawanan mereka; dan dunia akan menyaksikan gugusan pulau-pulau negeri ini menjelma menjadi untaian kalung zamrud kembali yang menghiasi leher sejarah*.

Minggu, 11 April 2010

Informasi adalah bahan dasar pengambilan keputusan dalam kegiatan pemasaran. INformasi bagi usaha kecil dikelola dengan mudah, sederhana dan informal, sehingga usaha kecil sering tidak memiliki unit kerja yang mengelola informasi bagi dalam pengumpulan, pengolahan maupun distribusi. Bagi usaha atau perusahaan besar sekelas IBM, Airbus, Coca Cola, aktivitas ini akan dilakukan dengan baik. SEmakin besar dan komplek perusahaan ditambah dengan meningkatnya persaingan dan perubahan lingkungan, semakin meningkatkan kebutuhan sistem informasi yang lebih formal dan sistematis.

Pada sesi ini, kita akan mendiskusikan sistem informasi pemasaran, yaitu sustu sistem pengelolaan informasi yang digunakan untuk kepentingan pemasaran. Sistem ini bisanya secara lengkap diterapkan pada perusahaan yang besar.

Rabu, 07 April 2010

KETAHANAN NASIONAL

KERAHANAN NASIONAL

1. Konsepsi Ketahanan Nasional
Konsepsi pengembangan kekuatan nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan yang seimbang, serasi dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh dan terpadu berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 dan wawasan nusantara dengan kata lain konsepsi ketahanan nasional merupakan pedoman untuk meningkatkan keuletan dan ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dengan pendekatan kesejahteraan dan keamanan. Kesejahteraan dapat digambarkan sebagai kemampuan bangsa dalam menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai nasionalnya demi sebesar-besarnya kemakmuran yang adil dan merata, rohaniah dan jasmaniah. Sedangkan keamanan adalah kemampuan bangsa melindungi nilai-nilai nasional terhadap ancaman dari luar maupun dari dalam..
Aspek Ekonomi
Ketahanan Ekonomi diartikan sebagai kondisi dinamis kehidupan perekonomian bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan kekuatan nasional dalam menghadapi serta mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam secara langsung maupun tidak langsung untuk menjamin kelangsungan perekonomian bangsa dan negara berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
Aspek Sosial Budaya
Ketahanan sosial budaya diartikan sebagai kondisi dinamis budaya Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan kekuatan nasional dalam menghadapi serta mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam secara langsung maupun tidak langsung membahayakan kelangsungan kehidupan sosial budaya.
Aspek Pertahanan dan Keamanan
Ketahanan pertahanan dan keamanan diartikan sebagai kondisi dinamis kehidupan pertahanan dan keamanan bangsa Indonesia mengandung keuletan, ketangguhan, dan kemampuan dalam mengembangkan, menghadapi dan mengatasi segala tantangan dan hambatan yang datang dari luar maupun dari dalam yang secara langsung maupun tidak langsung membahayakan identitas, integritas, dan kelangsungan hidup bangsa dan negara Kesatuan Republik Indonesia.
Aspek Politik
Ketahanan pada aspek politik diartikan sebagai kondisi dinamis kehidupan politik bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan kekuatan nasional dalam menghadapi serta mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam secara langsung maupun tidak langsung untuk menjamin kelangsungan kehidupan politik bangsa dan negara Republik Indonesia berdasar Pancasila dan UUD 1945.
Aspek Ideologi
Dapat diartikan sebagai kondisi dinamis kehidupan ideologi bangsa Indonesia. Ketahanan ini diartikan mengandung keuletan dan ketangguhan kekuatan nasional dalam menghadapi serta mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam secara langsung maupun tidak langsung membahayakan kelangsungan kehidupan ideologi bangsa dan negara Indonesia.

2. Mewujudkan Keberhasilan Ketahanan Nasional
Aspek Ekonomi
Pencapaian tingkat ketahanan ekonomi memerlukan pembinaan sebagai berikut:
• Sistem ekonomi Indonesia diarahkan untuk dapat mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan yang adil dan merata di seluruh wilayah Nusantara melalui eknomi kerakyatan
• Ekonomi kerakyatan harus menghindari sistem free fight liberalism, etatisme, dan monopoli ekonomi
• Pembangunan ekonomi merupakan usaha bersama atas asas kekeluargaan
• Pemerataan pembangunan dan pemanfaatan hasilnya dengan memperhatikan keseimbangan dan keserasian pembangunan antarwilayah dan antar sektor.


Aspek Sosial Budaya
Untuk mewujudkan keberhasilan ketahanan sosial budaya warga negara Indonesia perlu:
• Kehidupan sosial budaya bangsa dan masyarkat Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, rukun, bersatu, cinta tanah air, maju, dan sejahtera dalam kehidupan yang serba selaras, serasi dan seimbang serta mampu menangkal penetrasi budaya asing yang tidak sesuai dengan kebudayaan nasional.
Aspek Pertahanan dan Keamanan
Mewujudkan kekuatan Hankam
Untuk mewujudkan keberhasilan Ketahanan Nasional setiap warga negara Indonesia perlu:
• Memiliki semangat perjuangan bangsa dalam bentuk perjuangan non fisik yang disertai keuletan dan ketangguhan tanpa kenal menyerah dan mampu mengembangkan kekuatan nasional dalam rangka menghadapi segala tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta pencapaian tujuan nasional.
• Sadar dan peduli akan pengaruh-pengaruh yang timbul pada aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan.
Aspek Ilmu Pengetahuan
Untuk mecapai percepatan kemandirian dan kesejahteraan berbasis dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi ( Iptek )
• Dilakukan lewat penguatan empat pilar knowledge based economy ( KBE ), yaitu :
- Sistem pendidikan
- Sisten inovasi
- Infrastruktur masyarakat informasi
- Kerangka kelembagaan, peraturan perundangan, dan ekonomi
• Perbaikan kualitas pelayanan kesehatan dan pendidikan
• Mewujudkan tumbuhnya masyarakat yang berbudaya iptek

Aspek Ideologi
Upaya memperkuat Ketahanan Ideologi memerulkan memerlukan langkah pembinaan berikut:
• Pengamalan pancasila secara obyektif dan subyektif
• Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan negara Republik Indonesia
• Pendidikan moral Pancasila
• Sesanti Bhineka Tunggal Ika dan konsep Wawasan Nusantara bersumber dari Pancasila
Aspek Politik
Upaya mewujudkan ketahan pada aspek politik:
Politik Dalam Negeri
• Sistem pemerintahan yang berdasarkan hukum
• Mekanisme politik yang memungkinakan adanya perbedaan pendapat
• Terjalin komunikasi politik timbal balik antara pemerintah dan masyarakat
Politik Luar Negeri
• Hubungan luar negeri ditujukan untuk meningkatkan kerjasama interansional di berbagai bidang
• Politik luar negeri terus dikembangkan menurut prioritas dalam rangka meningkatkan persahabatan dan kerjasama antarnegara
• Peningkatan kualitas sumber daya manusia perlu dilaksanakan dengan pembenahan sistem pendidikan, pelatihan dan penyuluhan
• Perjuangan bangsa Indonesia yangf menyakut kepentingan nasional